Logo Blackdust Records |
Tanggal 16 di bulan penghujung tahun, saya bersama teman saya berangkat menuju ibu kota menggunakan kereta api pukul 13.55 siang hari untuk menjadi saksi pertama dan mungkin kali terakhir sebuah Label Records berbasis Hardcore Punk lokal membuat sebuah Showcase.
Sampai di stasiun gambir pukul 16.55, di sambut hujan rintik di Jakarta. Rencana menuju Rossi Musik Fatmawati menggunakan ojek online motorpun akhirnya gagal karna kami takut di tengah perjalanan hujan semakin besar, dengan keterbatasan pengetahuan kami soal angkutan umum di Jakarta akhirnya kami memutuskan sesegera mungkin untuk order Ojek Online mobil. Tak lama kemudian datanglah orderan mobil tersebut, akhirnya kami berdua berangkat, dengan kesepakatan bersama kami menuju penginapan terlebih dulu karna waktu cek in hanya dibatas sampai jam 10 malam saja, karna kami khawatir pesanan penginapan itu gagal karna terlambat nantinya, sekaligus untuk menyimpan barang kami yang agaknya akan mengganggu nantinya di venue.
Ya, ucapan selamat datang di oleh Jakarta adalah hujan rintik ditambah kemacetan khas di jam pulang kerja ibu kota menambah romantisme jalanan penuh kesal. Dalam hati, ah pasti kita berdua bakal telat sampai venue dan tertinggal 2 atau 3 band yang gak mungkin kita berdua tonton. 90 menit kurang lebih kami berada di jalan sampai akhirnya kami sampai di penginapan. Rampung kami menaruh tas dan barang barang milik kami, kamipun berjalan sedikit untuk mencari warung nasi sekitaran penginapan untuk mengisi perut kami yang sudah keroncongan sejak di kereta tadi. Selesai makan kamipun bergegas memesan angkutan online kali ini karna hujan sudah mereda kami sendiri sendiri menggunakan ojek online motor.
Sampailah kami di Rossi Musik Fatmawati, seturun nya kami dari motor dan membayar ojek online saya di sambut oleh senyuman salah seorang teman rantauan asal padang yamg merantau ke Bandung untuk bekeeja yang ternyata dia pun baru saja sampai venue karna dari Bandung juga terjebak macet di jalan.
Setelah kami ngobrol sebentar kami berjalan masuk menuju venue, menyapa teman teman yang sudah sampai di sana sekaligus bertemu dengan teman yang juga sudah janjian sejak lama untuk bertemu di sana, menukar tiket dan bertanya tanya pada teman tentang acara nya. Benar saja, saya dan teman saya terlambat dan gak bisa menyaksikan show Bored dan Crittical Issues, fukkk! Padahal saya sangat penasaran dengan dua band tersebut, tapi okay lah karna line up malam itu semua band mau saya saksikan.
Photo by Marun |
Tidak berselang lama setelah saya menukar tiket dan menyempatkan berbincang dengan teman teman di situ, teriakan untuk mengajak masuk merangsang telinga saya "Zip...zip nih". Gak banyak pikir panjang, saya dan teman teman saya bergegas masuk untuk menyaksikan band Hardcore yang saya juga tunggu tunggu. Setalah kami di dalam Zip sudah bersiap, tanpa basa basi Yanuar dkk melepaskan Intro yang sangat familiar di telinga saya, hentakan suara sner drum layaknya tentara sedang berlarian dan distorsi yang mengaung ala band band 80's Hardcore di lepas oleh Zip. Membuka show nya dengan begitu agresive, mereka memainkan sekitar 6 sampai 7 lagu seperti Target Practice, Bastard Brew dan satu lagu cover. Baru saja saya melihat aksi Zip saya begitu senang, atmospher malam itu di Rossi Musik begitu mempesona, keringat tipis tipis pemanasan pun mulai keluar dari tubuh saya yang menandakan ini baru saja dimulai!
Selesai aksi Zip, saya keluar sejenak untuk mencari angin karna di dalam sangat panas, sambil ngobrol ngalor ngidul bersama teman teman saya pun berkeliling mencari lingkaran alkohol yang sayapun tak kunjung bertemu, bertanya ke teman teman dekat di sana ternyata membeli nya pun jauh, shit.
Tak berselang lama, lalu Massakre mengambil alih. Mereka bersiap, sayapun kembali masuk ke dalam untuk menyaksikan mereka, meski saya bisa terbilang cukup sering menyaksikan mereka tapi sepertinya rugi kalo ga nonton juga.
Massakre memainkan set list nya dari Ep Morbid Extinction mereka yang baru saja rilis di bulan juni lalu. Distorsi tebal, pukulan drum khas Stenchcore ,di tambah vokal yang growl membuat malam itu semakin panas. Lagu demi lagu mereka mainkan dengan sempurna malam itu. Sebelum lagu terahir saya keluar karna saya gak kuat nahan keringat di dalam, alhasil saya keluar meninggalkan teman teman yang masih di dalam untuk mencari angin.
Di luar saya menyempatkan diri untuk ngobrol ngobrol bersama teman teman, melihat lihat lapakan dan membeli salah satu rilisan di sana.
Kali ini giliran Hellowar lah yang harus bertanggung jawab atas font mereka yang tertempel di pamflet Blackdust Showcase. Ah, inilah band yang saya tunggu, meskipun mereka masih bersiap siap, saya lebih dulu masuk. Bersiasat agar saya bisa dapat saf paling depan untuk bisa ikut serta sing a long lagu mereka.
Suara sound distorsi mereka sudah keluar, seakan mengejewantahkan kehadiran mereka di tengah panas nya Rossi Musik malam itu. Ya, membuka dengan lagu Epidemi, saya bersama teman teman saya di barisan paling depan ikut bernyanyi, lompatan lompatan moshing di tambah pogo liar di blakang begitu enerjik, sayapun beberapa kali kena hantaman tapi itu sama sekali gak membuat saya mundur dari depan. Sampai di lagu Punk Cinta Damai selesai, saya menyerah dan akhirnya mundur dari barisan depan, sayapun gak tuntas menyaksikan Kerbau Perang mengambil alih panggung malam itu dan lebih memilih untuk keluar duluan.
Photo by Penulis |
Setelah Hellowar selesai, waktunya band yang semua orang di sana menunggu aksi panggung nya. Yap, Sial.
Band asal Singapunx yang juga sedang melakukan Tour di Indo sedang bersiap, semua orang di luar merangsak masuk, mungkin ini lebih penuh dari band band sebelumnya, lebih penuh sesak. Lagu demi lagu di mainkan,sampai berkumandang lagu Tikam Lidah, Tari Pemusnah Kuasa, Hasta dan banyak lagi. Moshing, Pogo yang begitu liar, stage diving, menjadi pemandangan yang begitu mempesona malam itu. Sampai akhirnya mereka mentutaskan tugas mereka di Jakarta yang sekaligus kota pembuka Tour mereka di Indo.
Tak terasa memang, selesai Sial saya dan teman teman keluar, bersitirahat, ngobrol ngalor ngidul, sampai akhirnya kami memutuskan untuk lebih dulu pulang ke penginapan karna tubuh sudah terasa lelah. Akhirnya saya dan teman teman berpamitan dengan teman teman di sana.
Hati saya begitu senang bisa menjadi saksi Blackdust Showcase, mungkin ininkali pertama dan terakhir label Records Bangsat ini membuat showcase. Malam itu seakan rasa kesal di tengah kemacetan di Jakarta tadi hilang begitu saja, show yang begitu intim di gelar begitu saja oleh Blackdust Records, label Records kawakan yang selalu saja punya stock band band bagus, merekomendasi band band Hardcore yang selalu bagus. Semoga, di waktu waktu selanjutnya akan adalagi show seperti ini di manapun dan siapapun yang membuat. Bukan saja di Jakarta, Bandung atau kota kota besar yang lain, saya harap suatu saat saya dan teman temanpun bisa membuat show seperti ini di kota sendiri.
Terimakasih Blackdust Records, Panjang umur selalu!
Photo by Penulis |
Photo by Penulis |
Instagram : @blackdustrecords
salam
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar