DEATHRONED

Surabaya Death Metal unit, Deathroned. Bergerilia di bawah tanah sejak tahun 2015, mereka mengawali debut Demo mereka ditahun 2016 lalu Split Unholy Abomination dan melahirkan Ep Perdition Liturgy di tahun krusial 2020. 
Akhirnya Skitchain berkesempatan untuk melakukan interview ini.

Font Deathroned from Metallum

Deathroned, Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian di tengah tengah sibuknya aktivitas personal masing masing. bagaimana kabar kalian? tanpa basa basi sila perkenalkan!

I thought we no longer need to introduce ourself anymore.  But here is Deathroned, death mental ritual hailing from East of Java!

Peridition Liturgy, dengan produksi yang berbeda setelah demo kalian, bisa kalian ceritakan singkat tentang ini dari berproses sampai akhirnya dirilis lah Perdition Liturgy dan bekerja sama dengan Greedy Dust ?

Perdition Liturgy adalah bagian pertama, sebuah epilog dari sebuah magnum opus yang telah kami susun sejak pertama kali band ini terbentuk. Sebuah kisah pendek yang kami tulis sebagai titik berangkat itu, sama sekali berbeda dengan demo yang kami tulis pada 2014 lalu. Baik secara konsep musik, lirik, serta pilihan estetik kami dalam bermusik. Pada demo awal, kami hanyalah orang-orang ceroboh yang terburu-buru. Setelah mendengarkan pusparagam musik, dan membaca berbagai literatur, kami merasa bahwa demo itu adalah sebuah bayi prematur. Tak menawarkan apa-apa selain duplikasi dari band-band lama seperti Dismember, Entombed. Total worship for those legends. Kami tak pernah menyesal pernah berada di fase itu.

Sementara, Perdition Liturgy, adalah sebuah manifesto yang nyaris memuaskan—setidaknya bagi kami. Meskipun, sejujurnya, output dari album itu sama sekali tak sesuai dengan apa yang kami inginkan. Di Perdition Liturgy, kami memiliki kesempatan untuk mengoplos berbagai musik serta bereksperimen di lini lirik. Kami mulai menantang batasan tentang musik ekstrim. Sejauh apa kami bisa menggali fosil arkaik, para pendahulu, dan menjadikannya relevan dengan sound kami sendiri. Sementara, di urusan lirik, kami berupaya membuat Perdition Liturgy ditulis serupa teks-teks drama klasik, seperti Caligula, Faust karya Wolfgang De Goethe, serta meminjam imajinasi tentang rupa Inferno dari Dante.

Sebetulnya, album itu album itu telah rampung satu tahun sebelum akhirnya dirilis oleh Greedy Dust. Tetapi ada berbagai ganjalan terkait label kami sebelumnya—yang tak perlu disebutkan—yang terus menunda-nunda perilisan Perdition Liturgy. Dan Voila! Album itu terbit beberapa bulan sebelum akhirnya pagebluk merebak dan menginfeksi seluruh dunia. Gerbang-gerbang perbatasan ditutup, dan kami terpaksa terisolir. Dampaknya begitu blangkak: ritus lawatan tur Perdition Liturgy terpaksa mesti direlakan. Dan album ini hanya berakhir dipepatkan dalam sebuah kaset, yang saat ini, mungkin, berada di tangan kalian.

Perdition Liturgy Cassette 2020

Impresive. Bicara soal konsep musik, dengan progres kalian apa yang paling mempengaruhi Perdition Liturgy?

Literatur. Secara personal, Perdition Liturgy berangkat dari imajinasi kami tentang tafsir akan horror dan perjalanan seorang arwah menuju kekekalan. Baru kemudian kami menulis musik yang sekiranya representatif akan momentum-momentum itu.

Pada saat menulis album itu, kami banyak terinspirasi dari album-album band yang bagi kami, paripurna dalam menebarkan teror. Referensinya sederhana. Kami banyak terinspirasi band-band semacam Dawn, Dissection, Poison, dan beberapa riff punk-ish dari Discharge, Toxic Holocaust serta band-band Umea Hardcore, yang pada saat itu banyak kami dengar selama proses penulisan.

Tahun lalu beberapa kali saya menyaksikan kalian Live, jujur itu tidak membosankan bahkan saya terus menerus mengulik sampai akhrinya tercetus keinginan untuk melakukan interview ini, kalian mengeksekusi podium dengan apik dan sangat rapih. Apakah cemistry kalian terbentuk karna intensitas sesering mungkin kalian bertemu di studio untuk latihan di tengah kesibukan?atau ada hal yang lain mungkin?

Seluruh personil kami mayoritas bekerja, dan memiliki sedikit waktu untuk menulis lirik. Pertemuan-pertemuan kami berputar pada sebuah misi: blackout drunk! Kami menulis riff di sela-sela waktu senggang, dan kemudian akan memiuhnya di studio. Itulah, mengapa kami selalu terhitung lamban untuk menulis materi baru. But like wise man said: Death’s knows where!

Ada satu hal yang mau saya tanyakan dan ini saya pikir berulang ulang sebenarnya. Ya, kita semua mungkin tau, semua hal pasti di selimuti oleh politik. Bagaimana kalian mengkritisi hal politik di dalam agama?terlebih adanya kejadian bom gereja di Surabaya beberapa tahun yang lalu, apakah Deathroned mengkritisi hal ini?

Ini adalah pandangan pribadi saya, terkait politik. Untuk di posisi tertentu, menjadi radikal itu perlu. Tetapi, kami memandang bahwa agama hanya sebuah simbol, yang tak berarti apa-apa kecuali memperkeruh wajah dunia menjadi semakin pias, menjadi semakin remuk. Nama Deathroned muncul sebagai sebuah simbol, bahwa kami berada di posisi yang bersebrangan dengan simbol-simbol itu. Kami adalah sebuah oposan yang siap untuk memenggal mereka di atas altar persembahan mereka.

Ah terlalu serius, Apa yang sedang intens kalian dengar untuk refernsi kalian di langkah selanjutnya?

Masing-masing dari mengulik musik yang beragam. Tetapi untuk hari ini, barangkali jika kalian bertanya apa yang sedang intens kami dengar selama perjamuan, jawabanya adalah: In Solitude dan Roky Erickson. Kami begitu terkeseima dengan album baru Negative Plane. Serta mengais jejak-jejak artefak lawas seperti Astaroth, Samhain, , Hawkwind, Sixx – Sister Devil!, VON, Katharsis, Cortex, The Sisters of Mercy, serta tentu saja early-Slayer. Sekaligus, kami juga banyak mengulik band-band paling kiwari. Seperti In Gowan Ring, Inferno, Verberis, dan tentu saja Obliteration!

Point penting yang saya garis dari kalian, kalian bisa Strugle sampai hari ini dan teguh dengan apa yang kalian pegang. Turbulence disebuah skena setiap kota sudah pasti ada, bagaimana kalian strugle di kota kalian? Apakah berjalan mulus dan bisa kalian atasi dengan mudah mudah saja atau dengan menguras tenaga dan pikiran kalian?

Kami memilih untuk menjauh dari kerumunan. Sejujurnya, kami tidak terkoneksi dengan scene metal khususnya di Surabaya. Jikapun dekat, hanya beberapa individu saja. Bagi kami, dinamika skena serta perlbagai drama adalah yang kurang menarik bagi kami. Justru, kami lebih dekat dengan scene hardcore/punk kota ini. Jika pun berkoneksi dengan apa-yang-disebut-dengan-skena-metal, kami lebih banyak berjejaring dan berbincang dengan kawan-kawan di luar Surabaya. Seperti Cirebon, Jogja, Jakarta, serta Malang. Kami tak ingin banyak buang-buang energi untuk berbasa-basi dengan manusia.

Photo By Ayughia

Langkah selanjutnya, apakah kalian berencana mengerjakan full album?Jika iya, apakah secara musik akan ada perubahan yang signifikan? atau melanjutkan estafet Death Metal yang sedang Deathroned mainkan sampai saat ini? Oh ya, apakah kalian memiliki rencana mulia untuk tour?

Musik yang sedang kita tulis hari ini, akan sama sekali berbeda dengan Perdition Liturgy. Kami mendapatkan banyak pengetahuan baru selama masa isolasi selama pagebluk beredear, dan menghisap arwah orang-orang lain di luar sana. Kami lebih memiliki waktu untuk merumuskan tentang manifesto lanjutan yang akan dipepatkan di album baru nanti.

Sebelum kelak kami akan berakhir menjadi abu di perapian suatu hari nanti: tur adalah sebuah mimpi yang pasti akan kami upayakan di album baru nanti. Cirebon, adalah destinasi wajib. All hail to Empal Gentong!

Photo By Ayughia

Siap, patut ditunggu!

Ini pertanyaan yang sangat berbeda dari pertanyaan pertanyaan sebelumnya. Bagaimana tanggapan kalian soal Tragedi Kanjuruhan?mengingat kalian juga berdomisili di Jawa Timur dan berdekatan dengan Malang.

Seperti yang sudah-sudah, polisi adalah sebuah intansi yang semestinya dibumi hanguskan.

yes! cukup berani. ah ya, ada referensi band lokal dari kalian yang wajib untuk di dengarkan dan diulik lebih dalam?

Have you ever listen to VENERATION?! They offering nothing but orthodox black death plague ritual! Di Surabaya, ada beberapa nama yang patut untuk ditimbang. If you’re into raging hardcore/punk sounds, please kindly check Dissident, Down (Privacy Warning) dan Marax. Nama-nama band black metal legion seperti Diabolical, Sereignos, dan Hordavjintra. Oh ya, juga coba dengar 1984 dan Deafen dari Malang. Their music will instantly bleed your ears!

Photo By Landef

Pertanyaan terakhir, jika kalian berada di persimpangan, kalian harus memilih antara berjalan terus walopun entah akhirnya akan kemana atau berhenti dan membubarkan diri bukan karna tidak bisa melangkah melainkan merasa sudah jauh melangkah?!

Kami telah mengagendakan bahwa Deathroned tak akan terus hidup selamanya. Hingga waktu itu akan tiba, kami pastikan bahwa kami akan mengakahiri hidup dengan tangan kami sendiri. we therefore commit our flesh to the ground, from dust to dust, from ashes to ashes!

Ciu atau Intisari?!

WHISKY!

The Devil's blood atau In Solitude?!

Of course, In Solitude!

Sekali lagi Terima Kasih Deathroned, semoga apa yang kalian rencanakan semua terealisasikan! silahkan tutup interview kami dengan kesan, atau kalimat kalimat terkutuk kalian!

Death is the golden key that opens the palace of eternity!



Photo By Ivan Darski


Instagram : @deathroned_

AFTER JUN

 "Teruslah berkarya kawan kawan meskipun cuma lo doang yang ngerti" Apakah kalian ingat cuitan twit tersebut?atau mungkin kalian ingat dengan sebuah tulisan blogg yang berjudul "Enjoy Your Prime Time In HCPUNK Brader"??. 

Saya bisa dibilang cukup mengidolakan orang ini, dikenal sebagai vokalis Septictank/Djxaa/C84 dan juga orang dibalik blogg "Catatan si roy". Rencana saya melakukan interview ini sebetulnya sudah sejak saya membuat blogg ini, dan akhirnya kesampean juga!

Yullipopes alias Bang Jul.

Foto from Twitter Yullipopes

Saya gak pengen basa basi tanya kabar, semoga kamu sehat selalu ya bang yul, paling yaaa pegel pegel abis tour hehehe ya walaupun ada sesuatu yang agak kurang menyenangkan yang terjadi kemaren di Cirebon, saya bener bener ikut minta maaf banget. Interview ini harusnya live kemaren waktu C84 mampir ke Cirebon, tapi karna satu dan lain hal ya mungkin memang harus via email hahahahaha

Kamu malau malu banget sih orangnya hahaha…


Hehehehe.... Bang yul, bagaimana punk hari ini?

boleh sedikit jelasin perbedaan apa yg paling berasa era sekarang sama era waktu 90an?

 

Ya jelas dari segi media nya , sekarang media lebih bisa mengakomodir kebutuhan skena keselurahan baik berupa individu atau pun band , tapi suka sebel liat statement orang dulu “kalian mah enak zaman sekarang serba gampang , coba dulu” halaaaaah beraaaaakkkk !!!! bukan berarti kegampangan era sekarang mereka jadi males , mereka gak jadi struggle , orang sekarang memaksimalkan semua kemudahannya , they have own struggle !!!

Jawaban awal yang saya suka ni!! Okay, kita ngomongin C84 ya, ide apa yg tercetus sampe akhirnya terbentuklah C84?

 

Basis kami pengen banget ngeband tapi gak ada yg ngajakin hehe , selain itu individu pengen ngeband dengan style music yg berbeda yang gak masuk di band yg lain, sebenernya C84 udah bikin grup WA dari 2019 sebelum pademi tapi baru mulai Latihan awal tahun 2022

Title Kidnapped Demo C84, dengan beberapa judul lagu State Power Crime, A killer, Hate Cops. Siapa yang nulis lirik ini?trus apa yang di jewantahkan sama demo C84 ini?

 

Semua lirik dibikin sama saya reza , sampai saat ini pemerintah masih sangat menyebalkan , masih harus diceritakan , gak ada kata usang untuk menceritakan kegoblokan pemerintah dan semua alat alatnya



C84 cover demo 22

Hmmm.. Saya udah liat C84 live, beberapa kali juga sebelumnya saya liat kamu di youtube. Sebagai vokalis, kamu ada rasa takut ga ketika sebelum maenin lagu kamu bereksplanasi tentang lagu kamu?apalagi dengan judul lagu yang di bawain sama C84 sendiri?


gak takut mas , kalo takut udah nggak ngepunk lagi dari dulu bukankah itu ide awal dari hcpunk itu sendiri , saya lebih takut sama istri saya mas hiks. I just belive satu suara akan menjadi banyak suara bila mereka mendengarnya


Oah, nice words mas yul!! Formula atau ide yang kamu tuangin buat C84 sama gak sih sama ide buat Septictank?

 

Btw saya di septictank personal paling baru mas , jadi ide di septictank udah ada duluan sebeum saya masuk , klo C84 jelas beda klo dibandingin septictank , c84 itu terpengaruh band2 UK 84 dan hardcore 80an ,injakan kick drum sekali gentian sama pukulan drum sekali ganti gentian , dengan lirik yg marah marah…siapa yang gak suka…


Kamu pernah nulis di Catatan si roy, bahkan kamu pernah nge twitt sarkasm soal Abang Abangan di skena, kayanya semua kota punya problem yang sama sih soal ini. Tapi, saya penasaran apa yang paling bikin kamu kesel soal ini?


yang paling kesel adalah Ketika era dulu membandingkan dengan era sekarang dengan mengdiskreditkan era ini , hegemoni2 romantisan sialan terus aja disuarakan padahal gak ngapa2in sekarang…


hahahahaha yess dan saya setuju, btw sebagai manusia biasa pastinya kita semua punya ego, sekeras atau se egois apa sih isi kepalamu tentang skena? yang kamu mau skena hc punk yang seperti apa?

 

Gak ada bentuk yang ideal dari skena gak pernah ada konsepnya , beda kepala beda isi kepala , asal benang merahnya dibawa , jalanin yang kalian percayai , tapi selalu ada konsekuensinya , jangankan anak hcpun , normal people aja selalu ada konsekuensinya, hc punk pengen jadi orang baik aja karna di akhir paragraph yang mereka kenang hanyalah orang orang baik

Hmm okay, kalo kamu boleh pilih, kamu pilih Record Label yang ngerilis ulang terus band band lama dengan album lama mereka atau Record Label yang ngerilis band band baru dengan Album baru?

 

Pasti Pilihan kedua lah gak ada keraguan lagi !!!

Udah serius banget yak dari tadi hehehe, bang yul selain band band Harkor punk, apa yang lagi kamu dengerin?

 

Gw dngerin RnB mas , gw klo gak kenal hcpunk mungkin gw jadi anak rnb hahaha



Foto execution by @_agarsupaya (Ig Account)

Bang yul, kemaren kita sempet ngobrol ngobrol kamu bilang Septictank bakal rilis album baru ni, bocoran dong bakal berapa lagu? trus abis ini apa lagi rencana rencana baik C84?

 

Akan ada 8 lagu baru dari septictank , dengan tingkat keseriusan yang tinggi , album ini sebanding dengan arti keseriusan, C84 bakal bikin lagu baru , pengen bikin album isi 12 lagu , memasukan beberap lagu yang di demo ditrack ulang lagi , mudah mudahan lah ya , punya album dan tour ke antariksa yang nonton alien


Sangat di tunggu bang yul! Ok bang yul, saya skali lagi ucapin terima kasih banget udah luangin waktu buat jawab jawab interview saya yang harusnya ini interview langsung kemaren, saya seneng banget akhirnya bisa interview kamu ni.
nah, saya punya beberapa pertanyaan terahir dan random buat kamu.


Negative Approach apa Crucifix?


CRUCIFIX


Liburan sama Istri atau Tour?


SAMA ISTRI LAH


Septictank atau C84?


Kedua band ini klo disandingkan mengakomodir ego ego saya mas , jadi saya pilih keduanya


Amon atau bang Ips?


Amon bang ips selalu di hatiiiii

Pesan pesan kamu dong bang yul buat saya atau mungkin buat semua yang bakal baca interview kamu ini jadi penutup interview kita.

Baca lirik milisi kecoa !!!! masih relevan sampai sekarang !!!


C84 Demo (Kidnapped Tour 23 Edition) Foto by me.

Instagram Akun : @yullipopes

Twitter : @yullipopes

Blogg : catatansiroyy.blogspot.com

Septictank Ig Akun : @septictankpunk

crime84.bandcamp.com

JAGERNAUT ETERNAL RITES DEBUT

Senang sekali setelah hiatus lama tidak melakukan interview, akhirnya Skitchain bisa kembali melakukan interview bahkan mungkin di tahun 2023 ada beberapa antrean interview yang harus di kejar!

Yess, bicara soal Grindcore pastinya gak akan jauh dari Napalm Death, Repulsion, Terrorizer etc. Kali ini skitchain berkesempatan melakukan Interview dengan salah satu band yang baru saja merilis debut EP Mereka yang bertitle 'Eternal Rites'.


Jagernaut font


Hallo Jagernaut, bagaimana kabar kalian?monggo, perkenalkan diri kalian, sesingkat mungkin, sila sekaligus jelaskan hingga penamaan band kalian Jagernaut.

Hallo, kami Jägernaut!! Terbentuk pertengahan tahun 2022 di kota cirebon, karna benturan yang cukup keras. Benturan antar polemik pemikiran lima kepala yang berbeda asumsi namun suka kecepatan,dalam segi musik tentunya.
Jägernaut are : Dëff (Vocal), Röbb (Guitar), Föron666 (Bass), Prï (Guitar), Güts (Drum).

Penamaan Jägernaut spontan dan di sepakati oleh kami berlima, Jägernaut, dia aslinya dari bahasa sansekerta Jagannātha, yang berarti 'raja alam semesta'adalah salah satu dari banyak nama Sri Krishna dalam kitab suci Veda yang di representasikan sebagai kendaraan yang menghancurkan apapun yang dilewatinya, dengan kekuatan yang maha dahsyat. Dan kami pun menggenggam semangat bahwa dengan penamaan Jägernaut kami akan terus maju untuk menyuarakan perlawanan lewat musik dan tidak ada yang bisa menghentikan dalam kebebasan bermusik kami.

Eternal Rites memiliki Materi yang cukup sugih disuguhkan oleh Jagernaut, saya rasa ini bisa di bilang Death Grind, atau Grindcore death Metal, apakah kalian sudah mempunyai konsep musik sedari awal akan seperti ini?

Pada awalnya kami hanya tulus ingin bermusik, dan memuntahkan semua emosi & menyampaikan sebuah pesan di pikiran dalam bentuk karya musik. Kami berlima sangat menyukai bereksplorasi dalam bermusik agar mempunyai identitas musik kami sendiri seperti bermain tempo yang berbeda dalam satu lagu
& memberikan chord - chord diminish, dan akhirnya lahirlah ke semesta yaitu Eternal Rites.

Yess, sekali lagi saya katakan materi EP kalian cukup kompleks, dengan lead guitar yang begitu apik di tengah distorsi grindcore yang kalian usung, jujur saja saya begitu tertarik hingga mengulang terus Pulverise Throne di track ke dua di EP kalian, bagaimana kalian berproses membuat materi?jelaskan.

Pulverized Throne kami temukan dengan cara workshop, dengan sedikit arak, lalu banyak, tumpahlah riff riff seperti itu yg berasal dari kepala Güts (drummer kami), dan pada Pulverized Throne ini kami terinspirasi Beat Drum Terrorizer, Sayatan Gitar Morbid Angel era Convenant & Raungan Lead dari Trey Azagtoth. Bagaimana Kami Berproses membuat materi adalah dengan menenggak arak serasa tangan ini memainkan riff - riff dengan sendirinya dan inspirasi mengalir seperti aliran sungai yang mengalir!.


Jagernaut member Foto shoot

Menarik, sebelumnya maafkan saya karna tidak bisa mendengar jelas lirik kalian atau bahkan belum membaca lirik kalian. Dengan judul2 EP kalian, tertuju pada judul Propaganda, hmm sebenenya saya punya firasat, tapi lebih baik bertanya. Issue apa yang kalian angkat dalam EP kalian?dan siapa yang menulis lirik?

Sebenarnya kami berlima tahu garis besar atau benang merah lirik yang di tulis oleh Dëff, tapi lebih baik dia bertanggung jawab atas apa yg dia tulis, jadi Dëff akan menjawabnya dengan gamblang agar lebih pekat merah yang ada di benang nya.

Dëff : Seperti umumnya, tema lirik Jägernaut tidak jauh dari politics, war, and religion tapi ada beberapa lirik yang saya tulis bertema amarah, sedikit bumbu dari nihilisme, dan tentang keabadian momentum.

Menarik segera saya akan membaca lirik kalian di booklet kaset kalian!. ngomongin soal musik, Saya rasa karakter sound kalian bisa dikatakan old school. apa refernsi kalian membuat Eternal Rites?apakah semua member Jagernaut punya refernsi musik yang sama?

Apa yang kami suka semua berbeda, adakalanya manusia pun harus bersatu padu untuk tujuan yang sama walaupun kita semua berbeda. Kami berlima memiliki tujuan untuk meluapkan semua emosi & menyampaikan pesan. Pada Jägernaut ini dan kami pun semua melepas semua baju perbedaan untuk berenang di lautan musik extreme ini. Referensi dalam Eternal Rites ini kami untuk merujuk pada roots grindcore & deathmetal seperti Repulsion, Napalm Death, Terrorizer & Morbid Angel.

Eternal Rites rilis, saya begitu terkesan ketika tau kalian merilis secara mandiri atau bisa di bilang Self Release. Masih dengan format kaset, di era serba mudah ini dengan banyak nya streaming musik, seberapa penting menurut kalian soal streaming musik?dan apakah karya kalian selanjutnya akan bekerja sama dengan Label?atau akan terus self release?

Pada era ini mungkin Digital Music Platform sangat mudah untuk memperkenalkan sebuah
karya musik, tapi kami lebih mengutamakan rilisan fisik karena untuk keberlangsungan proses
berkarya kelanjutan bagi jagernaut itu sendiri. ONLY PHYSICAL RECORD IS REAL !

Yep, sekali lagi saya ucapkan selamat atas perilisan debut EP Kalian. Bagaimana, band seperti kalian saya rasa tak akan lepas dari esensial direct selling rilisan dan merch kalian untuk pemasukan,apakah setelah ini kalian punya rencana untuk Tour?

Sebuah band itu memang harus wajib tour untuk mempromosikan karyanya, tetapi
bertemu kawan baru di tempat yang kami kunjungi lebih menarik apalagi dengan berbagi
alcohol bersama lebih menyenangkan lagi pastinya !


Jagernaut Live Foto Shoot

That's True! Saya rasa saya harus bertanya soal ini karna saya merasa sangat bosan dengan fenomena ini. 3 sampai 4 tahun kebelakang banyak sekali bermunculan band2 yang bertemakan Blackned, Blackned Hardcore, Blackned Grindcore and all about Blackned. Bagaimana tanggapan kalian tentang ini? As a band, apakah kalian punya niatan ke arah sana?

Menurut kami dengan fenomena tersebut adalah masa bodoh saja, sejatinya jagernaut ini peran utamanya hanya meluapkan emosi,menyampaikan sebuah pesan & kami pun ingin selalu berbeda dari apa yang sudah ada, seperti jawaban kami diatas 'kami sangat menyukai bereksplorasi dalam bermusik agar memiliki identitas kami sendiri' oleh sebab itu dari album ke album lainnya Jägernaut pasti memberikan konsep - konsep baru .

ah ya, saya punya alasan kenapa tertarik melakukan interview Jagernaut selain karna kalian juga baru saja merilis EP, menurut saya kalian berani memilih langkah yang berbeda. Menurut kalian bagaimana perkembangan skena musik di Cirebon?

Perkembangan scene di cirebon sudah mulai cukup maju, banyak band baru & wajah baru yang mengisi di scene ini. Dengan hadirnya Jägernaut ini kami harap kawan - kawan bisa menyerap semangat & energi Jagernaut untuk berani berkarya pada band kalian ! cheeersss !

Mungkin kita semua tau, bahwasanya Grindcore pasti berkaitan dengan issue politik. Seberapa besar kalian peduli dengan carut marut kondisi politik di sini? (Di negara ini) atau apakah 666% tidak peduli?

Di tema lirik Eternal Rites sangat menyindir pada isu politik saat ini, dapat disimpulkan bahwa Jägernaut sangat mengkritisi politik di negara ini yang antah berantah tersebut.

Okay, oh ya. akhir akhir ini marak sekali terjadi pelecehan seksual, bagaimana menurut kalian tentang hal ini?

FOAD untuk kalian yang pernah melakukan pelecahan seksual !, kami siap untuk menancapkan trisula ke kepala kalian para pencundang! tidak ada tempat untuk pelaku pelecehan seksual di gigs atau tempat manapun.

Yess no space buat para pelaku pelecehan seksual di manapun!!!
Lanjut nih, Sebagai band sudah pasti memiliki niat jahat untuk membuat full album. setelah Eternal Rites, apa yang akan kalian garap?

Ya pastinya kami akan membuat album, sekarang kami baru mempunyai 2 materi untuk debut full album kami yang pasti sangat berbeda konsep dari Eternal Rites, memasukan referensi di luar jalur extreme musik dan kami sangat menyukai itu.


Jagernaut Eternal Rites Debut EP 

Siap sangat menarik untuk di tunggu! Last question. ini pertanyaan yang agak menyimpang, apa yang terbesit di pikiran kalian jika mendengan kata 'Hacker'?
hehehehehehehehehe 

Nasum atau Phobia?
Repulsion atau Gride?

Hahahahaha, kalo mendengar kata 'Hacker' pasti selalu mengingat salah  satu nama teman kami
Jika memilih nasum atau phobia, kami pilih phobia.
Yang pastinya Terrorizer, itu adalah inspirasi kami haha

Terima kasih banyak Jagernaut atas waktunya. Still Madness n Grind on!!
Silahkan beri penutup untuk interview kali ini.

Terimakasih untuk skitchain yang sudah rela memberi interview Jägernaut dan terimakasih juga untuk
kawan - kawan yang sudah membaca interview ini.

EXTREME MUSIC FOR EXTREME PEOPLE !



Instagram : @__jagernaut















Journal singkat Blackdust Showcase 2022

Logo Blackdust Records

Tanggal 16 di bulan penghujung tahun, saya bersama teman saya berangkat menuju ibu kota menggunakan kereta api pukul 13.55 siang hari untuk menjadi saksi pertama dan mungkin kali terakhir sebuah Label Records berbasis Hardcore Punk lokal membuat sebuah Showcase.
Sampai di stasiun gambir pukul 16.55, di sambut hujan rintik di Jakarta. Rencana menuju Rossi Musik Fatmawati menggunakan ojek online motorpun akhirnya gagal karna kami takut di tengah perjalanan hujan semakin besar, dengan keterbatasan pengetahuan kami soal angkutan umum di Jakarta akhirnya kami memutuskan sesegera mungkin untuk order Ojek Online mobil. Tak lama kemudian datanglah orderan mobil tersebut, akhirnya kami berdua berangkat, dengan kesepakatan bersama kami menuju penginapan terlebih dulu karna waktu cek in hanya dibatas sampai jam 10 malam saja, karna kami khawatir pesanan penginapan itu gagal karna terlambat nantinya, sekaligus untuk menyimpan barang kami yang agaknya akan mengganggu nantinya di venue.

Ya, ucapan selamat datang di oleh Jakarta adalah hujan rintik ditambah kemacetan khas di jam pulang kerja ibu kota menambah romantisme jalanan penuh kesal. Dalam hati, ah pasti kita berdua bakal telat sampai venue dan tertinggal 2 atau 3 band yang gak mungkin kita berdua tonton. 90 menit kurang lebih kami berada di jalan sampai akhirnya kami sampai di penginapan. Rampung kami menaruh tas dan barang barang milik kami, kamipun berjalan sedikit untuk mencari warung nasi sekitaran penginapan untuk mengisi perut kami yang sudah keroncongan sejak di kereta tadi. Selesai makan kamipun bergegas memesan angkutan online kali ini karna hujan sudah mereda kami sendiri sendiri menggunakan ojek online motor. 

Sampailah kami di Rossi Musik Fatmawati, seturun nya kami dari motor dan membayar ojek online saya di sambut oleh senyuman salah seorang teman rantauan asal padang yamg merantau ke Bandung untuk bekeeja yang ternyata dia pun baru saja sampai venue karna dari Bandung juga terjebak macet di jalan.
Setelah kami ngobrol sebentar kami berjalan masuk menuju venue, menyapa teman teman yang sudah sampai di sana sekaligus bertemu dengan teman yang juga sudah janjian sejak lama untuk bertemu di sana, menukar tiket dan bertanya tanya pada teman tentang acara nya. Benar saja, saya dan teman saya terlambat dan gak bisa menyaksikan show Bored dan Crittical Issues, fukkk! Padahal saya sangat penasaran dengan dua band tersebut, tapi okay lah karna line up malam itu semua band mau saya saksikan.


Photo by Marun 

Tidak berselang lama setelah saya menukar tiket dan menyempatkan berbincang dengan teman teman di situ, teriakan untuk mengajak masuk merangsang telinga saya "Zip...zip nih". Gak banyak pikir panjang, saya dan teman teman saya bergegas masuk untuk menyaksikan band Hardcore yang saya juga tunggu tunggu. Setalah kami di dalam Zip sudah bersiap, tanpa basa basi Yanuar dkk melepaskan Intro yang sangat familiar di telinga saya, hentakan suara sner drum layaknya tentara sedang berlarian dan distorsi yang mengaung ala band band 80's Hardcore di lepas oleh Zip. Membuka show nya dengan begitu agresive, mereka memainkan sekitar 6 sampai 7 lagu seperti Target Practice, Bastard Brew dan satu lagu cover. Baru saja saya melihat aksi Zip saya begitu senang, atmospher malam itu di Rossi Musik begitu mempesona, keringat tipis tipis pemanasan pun mulai keluar dari tubuh saya yang menandakan ini baru saja dimulai!

Selesai aksi Zip, saya keluar sejenak untuk mencari angin karna di dalam sangat panas, sambil ngobrol ngalor ngidul bersama teman teman saya pun berkeliling mencari lingkaran alkohol yang sayapun tak kunjung bertemu, bertanya ke teman teman dekat di sana ternyata membeli nya pun jauh, shit.

Tak berselang lama, lalu Massakre mengambil alih. Mereka bersiap, sayapun kembali masuk ke dalam untuk menyaksikan mereka, meski saya bisa terbilang cukup sering menyaksikan mereka tapi sepertinya rugi kalo ga nonton juga.

Massakre memainkan set list nya dari Ep Morbid Extinction mereka yang baru saja rilis di bulan juni lalu. Distorsi tebal, pukulan drum khas Stenchcore ,di tambah vokal yang growl membuat malam itu semakin panas. Lagu demi lagu mereka mainkan dengan sempurna malam itu. Sebelum lagu terahir saya keluar karna saya gak kuat nahan keringat di dalam, alhasil saya keluar meninggalkan teman teman yang masih di dalam untuk mencari angin.
Di luar saya menyempatkan diri untuk ngobrol ngobrol bersama teman teman, melihat lihat lapakan dan membeli salah satu rilisan di sana.

Kali ini giliran Hellowar lah yang harus bertanggung jawab atas font mereka yang tertempel di pamflet Blackdust Showcase. Ah, inilah band yang saya tunggu, meskipun mereka masih bersiap siap, saya lebih dulu masuk. Bersiasat agar saya bisa dapat saf paling depan untuk bisa ikut serta sing a long lagu mereka.
Suara sound distorsi mereka sudah keluar, seakan mengejewantahkan kehadiran mereka di tengah panas nya Rossi Musik malam itu. Ya, membuka dengan lagu Epidemi, saya bersama teman teman saya di barisan paling depan ikut bernyanyi, lompatan lompatan moshing di tambah pogo liar di blakang begitu enerjik, sayapun beberapa kali kena hantaman tapi itu sama sekali gak membuat saya mundur dari depan. Sampai di lagu Punk Cinta Damai selesai, saya menyerah dan akhirnya mundur dari barisan depan, sayapun gak tuntas menyaksikan Kerbau Perang mengambil alih panggung malam itu dan lebih memilih untuk keluar duluan.

Photo by Penulis

Setelah Hellowar selesai, waktunya band yang semua orang di sana menunggu aksi panggung nya. Yap, Sial. 
Band asal Singapunx yang juga sedang melakukan Tour di Indo sedang bersiap, semua orang di luar merangsak masuk, mungkin ini lebih penuh dari band band sebelumnya, lebih penuh sesak. Lagu demi lagu di mainkan,sampai berkumandang lagu Tikam Lidah, Tari Pemusnah Kuasa, Hasta dan banyak lagi. Moshing, Pogo yang begitu liar, stage diving, menjadi pemandangan yang begitu mempesona malam itu. Sampai akhirnya mereka mentutaskan tugas mereka di Jakarta yang sekaligus kota pembuka Tour mereka di Indo.

Tak terasa memang, selesai Sial saya dan teman teman keluar, bersitirahat, ngobrol ngalor ngidul, sampai akhirnya kami memutuskan untuk lebih dulu pulang ke penginapan karna tubuh sudah terasa lelah. Akhirnya saya dan teman teman berpamitan dengan teman teman di sana.

Hati saya begitu senang bisa menjadi saksi Blackdust Showcase, mungkin ininkali pertama dan terakhir label Records Bangsat ini membuat showcase. Malam itu seakan rasa kesal di tengah kemacetan di Jakarta tadi hilang begitu saja, show yang begitu intim di gelar begitu saja oleh Blackdust Records, label Records kawakan yang selalu saja punya stock band band bagus, merekomendasi band band Hardcore yang selalu bagus. Semoga, di waktu waktu selanjutnya akan adalagi show seperti ini di manapun dan siapapun yang membuat. Bukan saja di Jakarta, Bandung atau kota kota besar yang lain, saya harap suatu saat saya dan teman temanpun bisa membuat show seperti ini di kota sendiri.

Terimakasih Blackdust Records, Panjang umur selalu!


Photo by Penulis

Photo by Penulis

Instagram : @blackdustrecords



salam
Penulis



DEATHRONED

Surabaya Death Metal unit, Deathroned . Bergerilia di bawah tanah sejak tahun 2015, mereka mengawali debut Demo mereka ditahun 2016 lalu Spl...